Mojokerto. Peneliti Tanaman Pangan dari Balai
Pengakajian Teknologi Pertanian (BPTP) Propinsi Jatim Ir. Rohmad Budiono, M.Sc,
melakukan kunjungan di lokasi uji coba tanaman padi dengan teknologi Sistem
Singgang di Desa Gempolkrep Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, Minggu (18/03/2018).
Kehadiran
Peneliti Pangan di lahan seluas 15 hektar yang dikelola Poktan Tani Maju, Dusun
Sukosewu, Desa Gempolkrep, yang dijadikan lokasi uji coba teknologi Singgang,
diterima Kepala Desa Gempolkrep, H.Jani, Babinsa Gempolkrep Koramil 0815/05
Gedeg Serka Wanto, Ketua Poktan Tani Maju, Sutarbin dan anggota Poktan.
Kunjungan
Peneliti BPTP Jatim Ir. Rohmad Budiono, MSc, dalam rangka pengecekan
pertumbuhan tanaman Singgang/Salibu yang diujicobakan di area Poktan Tani Maju
Dusun Sukosewu, Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg.
Di
sela-sela pengecekan, Peneliti Pangan dari BPTP Jatim, mengatakan, bahwa uji coba sistem Singgang
sudah memasuki usia 75 sampai dengan 80 hari, ternyata pertumbuhannya sangat
baik. "Uji coba sistem Singgang di lokasi ini yang akan berhasil secara
maksimal", harapnya.
Menurut
Peneliti BPTP Jatim Ir. Rohmad Budiono, M.Sc, mengatakan teknologi singgang
harus diterapkan dengan konsep Pengelolaan Tanaman secara Terpadu (PTT) padi
sawah. Salah satu komponen pentingnya adalah tanam secara jajar legowo (Jarwo)
2 : 1. Kalau tidak 2 : 1, itu bukan jajar legowo, ucapnya.
Penerapan
teknologi singgang harus direncanakan dengan baik, terutama pada dua minggu
sebelum dan setelah panen, batang padi
harus dijaga tetap segar. Caranya, tanaman diairi tujuh hari sebelum panen,
atau panen diajukan 5–7 hari sebelumnya. Tujuh hari setelah panen, diamati
apakah singgang mengalami pertumbuhan apa tidak, jika tumbuh lebih dari 70%, maka teknologi
singgang layak diterapkan, tuturnya.
Masih
tuturnya, selanjutnya pangkas tunggul padi sampai di pangkal, kira-kira tersisa
maksimal 3 cm. Biarkan selama 2-3 hari, lalu airi kembali. Bila ada tunggul yang mati, sulam dengan
memecah tunggul yang hidup di dekatnya. Tujuh hari setelah pangkas, segera
lakukan pemupukan dengan dosis 15% lebih tinggi dari dosis pupuk dasar
rekomendasi. Selebihnya tanaman dipelihara seperti biasa.
Keuntungan
menerapkan teknologi Singgang, diantaranya, tidak perlu pengolahan lahan
seperti pembenihan/persemaian, tidak harus membajak dan tidak menanam,
Menghemat biaya 30 %, Sistem Tehnologi Singgang dapat dilakukan sampai dengan 4
kali dan waktu panen lebih cepat 20 hari dari tanam padi regular, ujarnya.
Sistem
Tehnologi Singgang hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan tanam padi reguler
selain itu petani yang biasanya dalam 1 tahun hanya bisa panen 2 kali dengan
sistem singgang bisa panen 3 kali dalam 1 tahun. (Pendim-0815)