Generasi Radar Intai Maritim Terbaru Untuk CN-235 220 NG MPA -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Generasi Radar Intai Maritim Terbaru Untuk CN-235 220 NG MPA

Berita Militer
Rabu, 15 November 2017
Militer.org - Apa yang menarik dari keberadaan pesawat intai maritim? Sebagaian besar orang mungkin akan merujuk pada sosok radarnya, khususnya pada radar intai maritim yang menjadi pananda asasi dari sang pesawat. Umumnya radar intai maritim dibungkus dome (kubah) yang mencolok perhatian. Dan bicara tentang update radar intai maritim, platform CN-235 220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menjadi yang paling dominan di Tanah Air, setelah TNI AU dan TNI AL menjadi operatornya. Dan menapaki jejak radar intai maritim pada CN-235 220 MPA, setidaknya sudah ada tiga tipe radar intai yang digunakan.


Generasi perdana CN-235 220 MPA produksi PT DI menempatkan radar intai maritim pada hidung (nose dome). Persisnya ada satu unit CN-235 220 MPA “Si Hidung Pinokio” yang kini telah dioperasikan oleh Skadron Udara 5 di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Butuh jeda waktu cukup lama, kemudian menyusul Puspenerbal TNI AL mengoperasikan CN-235 220 MPA NG (Next Generation), adanya label NG ditandai dengan pemasangan winglet pada sayap utama. Dan lewat CN-235 220 MPA TNI AL, posisi radar intai maritim tak lagi berada di nose dome, sebagai gantinya posisi radar intai disematkan dibawah perut pesawat, atau dikenal dengan sebutan belly dome.

CN-235 220 NG MPA TNI AL (P-862) di Singapore AirShow 2016.
 
CN-235 220 MPA “Si Hidung Pinokio” dengan radar Ocean Master 100.
CN-235 220 MPA “Si Hidung Pinokio” menggunakan jenis radar intai maritim Ocean Master 100. Sementara di era CN-235 220 MPA TNI AL dengan belly dome menggunakan Ocean Master 400. Antara Ocean Master 100 dan Ocean Master 400 dibedakan dari besaran average power, yakni 100 watt untuk Ocean Master 100 dan 400 watt untuk Ocean Master 400. Dimana keduanya punya jangkauan deteksi yang berbeda.

Ocean Master 400 besutan Thomson-CSF, Perancis, beroperasi di frekuensi I-band dapat menjalankan peran intai kapal permukaan, ASW (Anti Submarine Warfare), pengintaian ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif), misi SAR (Search and Rescue), anti penyelundupan, hingga dapat memindai jejak tumpahan minyak di lautan lepas. Radar intai ini pun bisa men-scan 200 target dalam waktu bersamaan. Lalu bagaimana dengan jarak jangkauan radar ini? Ocean Master dapat di setting untuk moda long range/short range/small target. Secara terori untuk deteksi jarak jauh bisa mencapai 200 nautical mile (setara 370,4 km).
Dikutip dari ainonline.com (14/8/2014), disebutkan hanya ada satu pesanan CN-235 220 NG MPA Puspenerbal yang menggunakan Ocean Master 400 (P-860). Untuk pesawat kedua dan ketiga dikabarkan menggunakan jenis radar intai maritim AN/APS-143C(V)3 OceanEye. Dan mengikuti jejak TNI AL, pesanan tambahan CN-235 220 MPA untuk TNI AU pun ikut menggunakan radar intai AN/APS-143C(V)3 OceanEye yang diproduksi Telephonics dari Amerika Serikat.
Belly dome pada CN-235 220 NG MPA TNI AL.

Bila kecanggihan Ocean Master 400 telah kami kupas di artikel terdahulu, kini seperti apa kemampuan AN/APS-143C(V)3 OceanEye? Radar ini pada hekekatnya punya kemampuan yang setara dengan Ocean Master 400, terlebih pada jarak deteksi yang juga 200 nautical mile dan dibekali fitur IFF (Identification Friend or Foe). OceanEye tak hanya untuk dipasang pada pesawat sayap tetap, di helikopter pun radar ini bisa dipasang, salah satunya digunakan pada Sikorsky S-70 milik AL AS.
Sikorsky S-70
Misi yang dapat dijalankan oleh AN/APS-143C(V)3 OceanEye mencakup Anti-Surface Warfare (ASuW), Small target detection, Search and Rescue (SAR) , Search and Rescue Transponder (SART) beacon detection, Long-range maritime surveillance and classification, Fisheries protection, Coastal surveillance, Contraband control and drug interdiction, dan Border surveillance. Perlu dicatat, radar ini bukan untuk mengendus keberadaan kapal selam.

Sistem radar AN/APS-143C(V)3 OceanEye.
Panel pengendali dan monitor radar di CN-235 220 MPA.
Meski pada CN-235 220 MPA TNI AL dan TNI AU disematkan di belly dome, sejatinya radar ini pun tak masalah jika dipasang di hidung pesawat. Punya jangkauan scan 360 derajat, radar ini beroperasi di frekuensi 460 Mhz. Fitur pendukung lain dari AN/APS-143C(V)3 OceanEye adalah Synthetic Aperture Radar (SAR) and Inverse untuk penginderaan jarak jauh. Dan kemampuan radar ini memang menampilkan display range resolution pada jarak 60 nautical mile. Synthetic Aperture Radar, artinya SAR adalah termasuk kedalam salah satu jenis radar. Hanya saja, berbeda dengan radar konvensional yang mendeteksi dan menyajikan informasi lokasi atau jarak, SAR menyajikan informasi dalam bentuk citra atau gambar.

Kecanggihan lain dari AN/APS-143C(V)3 OceanEye adalah fitur Ground Moving Target Indicator (GMTI) untuk mengidentifikasi sasaran yang bergerak cepat di permukaan laut. Secara keseluruhan, bobot sistem radar ini mencapai 84,4 kg, bicara tentang efisiensi biaya operasional dan maintenance, main time before failure radar ini juga juga cukup panjang, yakni 1.400 jam untuk pesawat dan 800 jam untuk di helikopter. (Gilang Perdana)

Source : indomiliter . com


Situs Militer.ORG , Portal Berita Militer Indonesia Terbaru dan Terupdate, Yang menampilkan Seluruh kegiatan Militer Negara Kesatuan Republik Indonesia, Baik TNI dan Polri, Sumber yang kami dapat berasal dari berbagai sumber online dan Sumber lapangan langsung

FOR INFO CALL US
085648845617
corpsmilitary@gmail.com
cetak agenda surabaya